Kamis, 20 Agustus 2015

Asal Mula MOLOKU KIE RAHA

ASAL MOLOKU KIE RAHA
Awalnya Adalah Nama Sebuah Pulau Yaitu Gapi, Yang Kemudian Atas Kuasa Allah SWT Pulau Ini Pecah Menjadi Empat Bagian Dan Di Kenal Dengan Nama MOLOKU KIE RAHA.
Bahwa telah terjadi kesultanan di moloku, seperti Sultan Bacan, Sultan Jailolo, Sultan Tidore, dan Sultan Ternate. Ke Empat Sultan Tersebut Berasal Dari arab mempunyai namanya SAID DJAFAR SADEK.
Menurut Cerita, Tuan Muda Said Jafar  Sadek terbang Dengan Permadaninya dan Terdamparlah Ia Di Pulau Gapi. Kabarnya Tuan Muda itu, Seorang Yang Gagah Paras Mukanya, dengan  berpakaian Sorban dan Juba, maka semua orang negeri lalu menyembah kepada tuan SAID JAFAR SADEK, selaku terangkat berpangkat  terkuasa dalam negeri-negeri tanah Gapi itu.
Bahwa dalam sekeliling tanah Gapi itu ada negeri-negeri dan berlainan-lainan bahasanya, melainkan berbahasa umum pada mereka itu yaitulah bahasa TERNATE,  adapun tuan SAID DJAFAR SADEK itu di gelarkan secara umum JOU MADUBO, dengan bahasanya tuan SAID, itulah tertinggi maharaja ( SULTAN ). Maka demikianlah tertinggi maha raja Sultan SAID DJAFAR SADEK, memerintah dan berkuasa di tanah gapi dengan termashur, serta membawahi pesisir daerah takluknya Tanah Salebe (Silibes), tanah Papua dan pulau-pulaunya serta serang ke Pulau-pulau Ambong (AMBON) zaman dahulu kala itu penyeberangan Sultan itu dengan perahu Kora-kora, maka dengan berpuluh-Puluh Perahu itu dengan beratus Orang berkayu mengiringi Tuan Sultan menyebrang mengunjungi daerah pesisir-pesisirnya sehingga terdapat di pulau Baginanao (BAGINDANO) atau Balangenge.
Bahwa Tuan Sultan ini telah dapat beristeri seorang perempuan dari kayangan Bangsa Jin, kata ceritera sekali peristiwa, Tuan Sultan pergi Mengembara di bukit ( GUNUNG API ), Maka bertemu dengan ke tujuh puteri mandi di talaga, Kemudian tuan Sultan menahan salah satu  puteri dan di jadikan Istri.
Istri TuanSultan Bernama Boki Nur Safa. Pada  Zaman dahulu kala itu semua orang Moloku masih Hindu, melainkan Sri Maharaja Sultan dan Puterinya Beragama Islam. 
Sri maharaja Sultan dalam kepemerintahannya telah mengambil empat  orang Murid, lalu menjadikan mereka selaku sahabat yang damping  (dekat) dan di beri kekuasaan, salaku penyambung lantaran kepemerintahannya di bawah perlindungan Sri Maha Raja Sultan di negeri Gapi.
·        Sahabat I bergelar Dato Besi Matiti, artinya ia pengajar Umum pada bala rakyat dalam luar negeri,
·         Sahabat II bergelar Dato Sarai artinya Ia dapat mengajari pada bala rakyat Hukum (Agama),
·        Sahabat III bergelar tentara Tare-tare, artinya pahlawan dari Sri Maha Raja Sultan,
·        Sahabat IV bergelar susudo Mote-mote artinya Ajudan Sultan
Tertinggi Sri Maha Raja SAID DJAFAR SADEK bersama Puteri BOKI NURSAFA Memerintahkan Tanah Gapi dalam Selamat Maka Sudah dengan takdir Ilahi ada Berputera Empat Orang Lelaki :
·         I.   SAID HUSEN Alias MUHAMMAD BAKIR, ialah Kesultanan Moloku Bacan.
·        II.  Di beri nama  SAID MUHAMMAD TAKIR, ialah Kesultanan Moloku Jailolo
·        III. Di beri nama SAID MUHAMMAD SYAKIR, ialah Kesultanan Moloku Tidore
·        IV. Di beri nama SAID MUHAMMAD NAFIS, ialah Kesultanan Moloku Ternate
Ke Empat Putera Raja Ini di bekali dengan berbagai
lmu dan juga berbagai jenis permainan yang di ajarkan oleh ibunda mereka.   BOKI NURSAFA, itu mengatur dan mengajar permainan pada Bala-bala Perempuan dan Laki-laki secara adat istiadat Nenek Moyangnya Bangsa Jin antara lain, dayang-dayang, bermain dansa dan lagu-lagu yaitu mmenjadi kebesarannya dan Kepelisiran Kesultanan Turun Temurun Hingga Sekarang.
Di samping Itu ke Empat Putera tersebut tak lupa di ajarkan oleh sang paduka tentang Ilmu Agama Islam. tetapi zaman itu ternyata tiada berkembang agama karena terbanyak beragama Hindu. Pada akhirnya Galibnya tertinggi Sri maha Raja Sultan dan puterinya meninggalkan ke empat orang anaknya itu di tanah GAPI.  
Kata ceritera galibnya Sri Maha Raja Sultan dan puterinya lantas ke tanah Djawa dan di sana di peroleh kedua anak perempuan itulah terjadi SULTAN SOLO dan DJOKJA.
Sebelum hilangnya Sultan dan Istrinya, secara Gaib, Mereka telah menyediakan ke Empat anak itu masing-masing satu pakaian Raja dari Raja Kayangan ( Jin ). Sedangkan Sorban Sri Maha Raja di jadikan empat potong dan di ikat ke kepala Anak-anak tersebut sebagai penutup kepala. Sehingga sekarang di kenal sebagai kebesaran Sultan Moloku “ Lenso Putih “ Dairaji Namanya  
Dan empat Sahabat yang di jadikan Mentri, Sri Maha Raja Sultan membuka kain ikat pinggang nya yang Hitam di Ikatlah di atas kepala masing-masing  Mentri  tersebut sebagai tanda bakti, namanya Dastari, sehingga di kenal sekarang  Dengan  Sorban Hitam.
Kemudian Sri Maha Raja Sultan dan tuan Putri BOKI NURSYAFA bersunyi dalam bilik bershalawat dan bertafakur maka atas kodrat dan iradatnya ILAHI RABBI sampai kepada ketujuh hari, turunlah topan yang amat hebat yaitu hujan, Ribut, Guntur, Kilat menjadi amat gelap gulita, Dan datanglah banjir di tanah GapiDi sertai Angin Ribut  sehingga tanah gapi brrputus-putus, dan terbelah menjadi Empat pulau Pada waktu fajar tiba.
Manusia pada masa itu tiada satupun yang mengetahui tentang kejadian Alam tersebut. waktu itulah Gaibnya Sri Maha Raja Sultan SAID DJAFAR SADEK dan Istrinya BOKI NURSAFA Serentak pula Angin, Badai,  dan Topan pun berlalu  Dan langit menjadi terang. maka tanah Gapi Kelihatannya telah berpulau-pulau, Beratur-atur dan pada suatu pulau tersebut sudah tersedia dengan masyarakatnya Juga, itulah atas Keajaiban Tuhan.
Pulau Gapi terbelah menjadi Empat dan Masing-masing Putra jafar sadik menduduki empat pulau tersebut.
·        Putra Pertama SAID HUSEN alias MUHAMMAD BAKIR dengan  sahabatnya bergelar, Dato Besi Matiti menduduki suatu pulau, itulah Pulau Makian/ Besi, Demikianlah SAID MUHAMMAD BAKIR menjadi Sri Maharaja Sultan di gamu Besi limau Dolik.
·        Putra ke dua Said Muhammad Takir Dengan Sahabatnya yang  Bergelar  Dato Sarai menduduki pulau Moti, Sehingga ia menjadi Sultan di Gamu Moti Limau Tofaga (Tadjipura) kemudian ia pindah ke jailolo dan menjadi sultan di Jailolo
·        Putra ke Tiga, Said Muhammad Sakirdengan sahabatnya yang bergelar dato Tntara Tare-tare menduduki Pulau Tidore Dan Ia Menjadi Sultan di Gamu Tidore Limu Soa-Siu
·        Dan Putra ke Empat, Said Muhammad Nafis dengan sahabatnya yang bergelar dato Mote-mote di suatu Pulau yaitu pulau Ternate. Sehingga Ia menjadi Sultan di Gamu Tare-tare (ternate) Limau Jore-jore.
Setelah Empat Sultan Tersebut menduduki Pulaunya masing-masing, maka timbul  niat untuk ke Empat Saudara tersebut berkumpul dengan Sahabatnya Masing-masing di tempar yang di beri nama FOR A MA DIAHI
Arti dari FORAMADIAHI adalah ke Empat Sultan itu berfara-fara, Berkumpul untuk membetulkan, Persatukan, Segala hal Adat istiadat dan perjanjian-perjanjian. Mereka mengatur hak-haknya secara adat istiadat negeri seperti Ayahanda dahulu.
Kata cerita, pada Zaman ke Empat sultan tersebut dalam perdamaian di faramadiahi itu, pada suatu hari kira-kira jam 10 siang. Cahaya matahari menjadi mendung, Selang beberapa lama, lalu terdengan oleh semua orang Buni-bunyian Tifa dan Gong serta suling yang amat Ramai dating dari pihak matahari naik menuju ke Empat Sultan tersebut.
Tiba-tiba terlihat ada 24 orang laki-laki dan 24 orang Perempuan dating ke hadapan Majelis dengan bunyi-bunyian serta menari dan menyanyi  dengan Empat Orang membawa Loyang tertutup dengan kain yang Elok.
Loyang tersebut tak lain adalah berisikan Empat Mahkota yang akan di serahkan kepada ke Empat Sultan Tersebut. Katanya Loyang berisikan Empat Mahkota tersebut adalah kiriman dari Tete MahaRaja Jin . sedangkan pasukan yang mengawal mahkota tersebut hingga sampai ke kepala Empat Raja tersebut adalah pahlawan dari Jin dan Rakyatnya serta dayang-dayang dari Bangsa Jin.
Demikian Cerita Rakyat Pribumi Yang di Ceritakan Langsung oleh Ompu AHMAD MUHAMMAD TAMKIN (  pemangku adat ) yang juga dalam Kesultanan sebagai Penasehat Sultan Bacan
Kepada Cermin reformasi. Iya juga mengatakan bahwa cerita ini Ia juga dapat dari Kakek Moyangnya dahulu dan ia Masih memiliki Cerita-cerita tersebut dalam teks asli bahasa Melayu ejaan lama tempo Doeloe yang di wariskan dari datuknya.
Lelaki kelahiran tahun 1923 ini menyayangkan para generasi Muda Khususnya Turunan Sultan, yang tidak tahu bahkan tidak mengetahui sama sekali betapa sejarah budaya Khususnya Cerita Rakyat.
Semoga upaya penyelamatan asset budaya Sejarah yang di lakukan oleh awak CERMIN REFORMASI perlu mendapat dukungan dari masyarakat demi majunya pariwisata di bumi MOLOKU KIE RAHA. Dan perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah untuk melestarikan cerita-cerita budaya tersebut. Kata AHMAD MUHAMMAD TAMKIN saksi sejarah yang sudah berusia kurang lebih 80 tahun ini. 


Salam Silaturrahmi Dari Bumi Moloku Kie Raha ( Kesultanan Bacan )


                                                                                                  Bacan Amasing Kota Tgl  25-06-2015

              Ttd



                      Cendikiawan Putra Sibela   



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda