KESULTANAN BACAN
ASAL
MOLOKU KIE RAHA
Awalnya
Adalah Nama Sebuah Pulau Yaitu Gapi, Yang Kemudian Atas Kuasa Allah SWT Pulau
Ini Pecah Menjadi Empat Bagian Dan Di Kenal Dengan Nama MOLOKU KIE RAHA.
Bahwa telah terjadi kesultanan di moloku, seperti Sultan Bacan,
Sultan Jailolo, Sultan Tidore, dan Sultan Ternate. Ke Empat Sultan Tersebut
Berasal Dari arab mempunyai namanya SAID DJAFAR SADEK.
Menurut Cerita, Tuan Muda Said Jafar Sadek terbang Dengan Permadaninya dan
Terdamparlah Ia Di Pulau Gapi. Kabarnya Tuan Muda itu, Seorang Yang Gagah Paras
Mukanya, dengan berpakaian Sorban dan
Juba, maka semua orang negeri lalu menyembah kepada tuan SAID JAFAR SADEK,
selaku terangkat berpangkat terkuasa
dalam negeri-negeri tanah Gapi itu.
Bahwa dalam sekeliling tanah Gapi itu ada negeri-negeri dan
berlainan-lainan bahasanya, melainkan berbahasa umum pada mereka itu yaitulah
bahasa TERNATE, adapun tuan SAID DJAFAR
SADEK itu di gelarkan secara umum JOU MADUBO, dengan bahasanya tuan SAID,
itulah tertinggi maharaja ( SULTAN ). Maka demikianlah tertinggi maha raja
Sultan SAID DJAFAR SADEK, memerintah dan berkuasa di tanah gapi dengan
termashur, serta membawahi pesisir daerah takluknya Tanah Salebe (Silibes),
tanah Papua dan pulau-pulaunya serta serang ke Pulau-pulau Ambong (AMBON) zaman
dahulu kala itu penyeberangan Sultan itu dengan perahu Kora-kora, maka dengan
berpuluh-Puluh Perahu itu dengan beratus Orang berkayu mengiringi Tuan Sultan
menyebrang mengunjungi daerah pesisir-pesisirnya sehingga terdapat di pulau
Baginanao (BAGINDANO) atau Balangenge.
Bahwa Tuan Sultan ini telah dapat beristeri seorang perempuan dari
kayangan Bangsa Jin, kata ceritera sekali peristiwa, Tuan Sultan pergi Mengembara
di bukit ( GUNUNG API ), Maka bertemu dengan ke tujuh puteri mandi di talaga, Kemudian
tuan Sultan menahan salah satu puteri
dan di jadikan Istri.
Istri TuanSultan Bernama Boki Nur Safa. Pada Zaman dahulu kala itu semua orang Moloku masih
Hindu, melainkan Sri Maharaja Sultan dan Puterinya Beragama Islam.
Sri maharaja Sultan dalam kepemerintahannya telah mengambil empat orang Murid, lalu menjadikan mereka selaku
sahabat yang damping (dekat) dan di beri
kekuasaan, salaku penyambung lantaran kepemerintahannya di bawah perlindungan
Sri Maha Raja Sultan di negeri Gapi.
·
Sahabat I
bergelar Dato Besi Matiti, artinya ia pengajar Umum pada bala rakyat dalam luar
negeri,
·
Sahabat II bergelar Dato Sarai artinya Ia
dapat mengajari pada bala rakyat Hukum (Agama),
·
Sahabat III
bergelar tentara Tare-tare, artinya pahlawan dari Sri Maha Raja Sultan,
·
Sahabat IV
bergelar susudo Mote-mote artinya Ajudan Sultan
Tertinggi Sri Maha Raja SAID DJAFAR SADEK bersama Puteri BOKI
NURSAFA Memerintahkan Tanah Gapi dalam Selamat Maka Sudah dengan takdir Ilahi
ada Berputera Empat Orang Lelaki :
· I. SAID HUSEN Alias MUHAMMAD BAKIR, ialah Kesultanan Moloku Bacan.
·
II. Di beri
nama SAID MUHAMMAD TAKIR, ialah
Kesultanan Moloku Jailolo
·
III. Di beri nama SAID MUHAMMAD SYAKIR, ialah
Kesultanan Moloku Tidore
·
IV. Di beri
nama SAID MUHAMMAD NAFIS, ialah Kesultanan Moloku Ternate
Ke Empat Putera Raja Ini di bekali dengan berbagai
lmu dan juga berbagai jenis permainan yang di ajarkan oleh ibunda mereka. BOKI NURSAFA, itu mengatur dan mengajar permainan pada Bala-bala Perempuan dan Laki-laki secara adat istiadat Nenek Moyangnya Bangsa Jin antara lain, dayang-dayang, bermain dansa dan lagu-lagu yaitu mmenjadi kebesarannya dan Kepelisiran Kesultanan Turun Temurun Hingga Sekarang.
lmu dan juga berbagai jenis permainan yang di ajarkan oleh ibunda mereka. BOKI NURSAFA, itu mengatur dan mengajar permainan pada Bala-bala Perempuan dan Laki-laki secara adat istiadat Nenek Moyangnya Bangsa Jin antara lain, dayang-dayang, bermain dansa dan lagu-lagu yaitu mmenjadi kebesarannya dan Kepelisiran Kesultanan Turun Temurun Hingga Sekarang.
Di samping Itu ke Empat Putera tersebut tak lupa di ajarkan oleh sang
paduka tentang Ilmu Agama Islam. tetapi zaman itu ternyata tiada berkembang
agama karena terbanyak beragama Hindu. Pada akhirnya Galibnya tertinggi Sri
maha Raja Sultan dan puterinya meninggalkan ke empat orang anaknya itu di tanah
GAPI.
Kata ceritera galibnya Sri Maha Raja Sultan dan puterinya lantas
ke tanah Djawa dan di sana di peroleh kedua anak perempuan itulah terjadi
SULTAN SOLO dan DJOKJA.
Sebelum hilangnya Sultan dan Istrinya, secara Gaib, Mereka telah
menyediakan ke Empat anak itu masing-masing satu pakaian Raja dari Raja
Kayangan ( Jin ). Sedangkan Sorban Sri Maha Raja di jadikan empat potong dan di
ikat ke kepala Anak-anak tersebut sebagai penutup kepala. Sehingga sekarang di
kenal sebagai kebesaran Sultan Moloku “ Lenso Putih “ Dairaji Namanya
Dan empat Sahabat yang di jadikan Mentri, Sri Maha Raja Sultan
membuka kain ikat pinggang nya yang Hitam di Ikatlah di atas kepala
masing-masing Mentri tersebut sebagai tanda bakti, namanya Dastari,
sehingga di kenal sekarang Dengan Sorban Hitam.
Kemudian Sri Maha Raja Sultan dan tuan Putri BOKI NURSYAFA
bersunyi dalam bilik bershalawat dan bertafakur maka atas kodrat dan iradatnya
ILAHI RABBI sampai kepada ketujuh hari, turunlah topan yang amat hebat yaitu
hujan, Ribut, Guntur, Kilat menjadi amat gelap gulita, Dan datanglah banjir di
tanah GapiDi sertai Angin Ribut sehingga
tanah gapi brrputus-putus, dan terbelah menjadi Empat pulau Pada waktu fajar
tiba.
Manusia pada masa itu tiada satupun yang mengetahui tentang
kejadian Alam tersebut. waktu itulah Gaibnya Sri Maha Raja Sultan SAID DJAFAR
SADEK dan Istrinya BOKI NURSAFA Serentak pula Angin, Badai, dan Topan pun berlalu Dan langit menjadi terang. maka tanah Gapi
Kelihatannya telah berpulau-pulau, Beratur-atur dan pada suatu pulau tersebut
sudah tersedia dengan masyarakatnya Juga, itulah atas Keajaiban Tuhan.
Pulau Gapi terbelah menjadi Empat dan Masing-masing Putra jafar
sadik menduduki empat pulau tersebut.
·
Putra
Pertama SAID HUSEN alias MUHAMMAD BAKIR dengan sahabatnya bergelar, Dato Besi Matiti menduduki
suatu pulau, itulah Pulau Makian/ Besi, Demikianlah SAID MUHAMMAD BAKIR menjadi
Sri Maharaja Sultan di gamu Besi limau Dolik.
·
Putra ke dua
Said Muhammad Takir Dengan Sahabatnya yang Bergelar Dato Sarai menduduki pulau Moti, Sehingga ia
menjadi Sultan di Gamu Moti Limau Tofaga (Tadjipura) kemudian ia pindah ke
jailolo dan menjadi sultan di Jailolo
·
Putra ke
Tiga, Said Muhammad Sakirdengan sahabatnya yang bergelar dato Tntara Tare-tare
menduduki Pulau Tidore Dan Ia Menjadi Sultan di Gamu Tidore Limu Soa-Siu
·
Dan Putra ke
Empat, Said Muhammad Nafis dengan sahabatnya yang bergelar dato Mote-mote di
suatu Pulau yaitu pulau Ternate. Sehingga Ia menjadi Sultan di Gamu Tare-tare
(ternate) Limau Jore-jore.
Setelah Empat Sultan Tersebut menduduki Pulaunya masing-masing,
maka timbul niat untuk ke Empat Saudara
tersebut berkumpul dengan Sahabatnya Masing-masing di tempar yang di beri nama FOR
A MA DIAHI
Arti dari FORAMADIAHI adalah ke Empat Sultan itu berfara-fara,
Berkumpul untuk membetulkan, Persatukan, Segala hal Adat istiadat dan perjanjian-perjanjian.
Mereka mengatur hak-haknya secara adat istiadat negeri seperti Ayahanda dahulu.
Kata cerita, pada Zaman ke Empat sultan tersebut dalam perdamaian
di faramadiahi itu, pada suatu hari kira-kira jam 10 siang. Cahaya matahari
menjadi mendung, Selang beberapa lama, lalu terdengan oleh semua orang
Buni-bunyian Tifa dan Gong serta suling yang amat Ramai dating dari pihak
matahari naik menuju ke Empat Sultan tersebut.
Tiba-tiba terlihat ada 24 orang laki-laki dan 24 orang Perempuan dating
ke hadapan Majelis dengan bunyi-bunyian serta menari dan menyanyi dengan Empat Orang membawa Loyang tertutup
dengan kain yang Elok.
Loyang tersebut tak lain adalah berisikan Empat Mahkota yang akan
di serahkan kepada ke Empat Sultan Tersebut. Katanya Loyang berisikan Empat
Mahkota tersebut adalah kiriman dari Tete MahaRaja Jin . sedangkan pasukan yang
mengawal mahkota tersebut hingga sampai ke kepala Empat Raja tersebut adalah
pahlawan dari Jin dan Rakyatnya serta dayang-dayang dari Bangsa Jin.
Demikian Cerita Rakyat Pribumi Yang di Ceritakan Langsung oleh
Ompu AHMAD MUHAMMAD TAMKIN ( pemangku adat ) yang juga dalam Kesultanan
sebagai Penasehat Sultan Bacan
Kepada Cermin reformasi. Iya juga mengatakan bahwa cerita ini Ia
juga dapat dari Kakek Moyangnya dahulu dan ia Masih memiliki Cerita-cerita
tersebut dalam teks asli bahasa Melayu ejaan lama tempo Doeloe yang di wariskan
dari datuknya.
Lelaki kelahiran tahun 1923 ini menyayangkan para generasi Muda Khususnya
Turunan Sultan, yang tidak tahu bahkan tidak mengetahui sama sekali betapa
sejarah budaya Khususnya Cerita Rakyat.
Semoga upaya penyelamatan asset budaya Sejarah yang di lakukan
oleh awak CERMIN REFORMASI perlu
mendapat dukungan dari masyarakat demi majunya pariwisata di bumi MOLOKU KIE
RAHA. Dan perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah untuk
melestarikan cerita-cerita budaya tersebut. Kata AHMAD MUHAMMAD TAMKIN saksi sejarah yang sudah berusia kurang lebih
80 tahun ini.
Salam Silaturrahmi Dari
Bumi Moloku Kie Raha ( Kesultanan Bacan )
Bacan
Amasing Kota Tgl 25-06-2015
Ttd
Cendikiawan
Putra Sibela
2 Komentar:
Makasih Banyak Cermin Reformasi
Makasih Banyak Cermin Reformasi
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda